Remaja yang menjadi korban itu ternyata sedang menjadi bagian relawan bencana banjir di Parimo. Diketahui pemerkosaan terhadapnya terjadi saat ia menjadi relawan tersebut di Banjir Parimo. ARHS yang berprofesi sebagai oknum guru adalah orang yang pertama kali melakukan tidakan tidak terpuji tersebut (menggagahinya).
Selain itu, diduga korban dicekoki barang haram berupa narkoba,saat korban dalam pengaruh narkoba tersebut lalu korban digagahi di bawah ancaman senjata tajam oleh para pelaku.
Berikut kronologinya dan kejadianya.
Kronologi pemerkosaan terhadap Remaja relawan banjir Parimo
Tujuan barter barang haram tersebut adalah agar pelaku lainnya bisa memperkosa korban yang masih di bawah umur tersebut.
Beberapa di antara pelaku adalah ARHS (guru), AR, AKHB, MT, dan HR yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, ada pelaku yang diduga merupakan seorang kepala desa (kades) berinisial HR dan anggota polisi dari Brimob berinisial HST. Perilaku mereka menyebabkan korban harus mengalami kerusakan pada rahimnya hingga rahim itu harus diangkat.
10 orang jadi tersangka, terduga Brimob masih diperiksa
Hanya terduga oknum Brimob yang belum ditetapkan jadi tersangka. Disebutkan bahwa polisi masih melakukan pendalaman sebagaimana apa yang disampaikan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Parimo, AKBP Yudy Arto Wiyono.
"Kalau oknum Brimob dalam kasus tersebut, kita (kami) masih melakukan pendalaman dikarenakan keterangan tersebut masih berdasarkan dari keterangan korban saja," kata AKBP Yudy.
Adapun modus para pelaku adalah beragam. Yudy menyatakan sejumlah pelaku mengiming-imingi korban dengan memberi uang Rp50 ribu sampai Rp500 ribu. Tak hanya itu, korban juga diiming-imingi dengan pakaian dan telepon genggam.
Kasus itu dikecam warganet. Banyak di antara mereka yang ingin agar pelaku diberi hukuman kebiri. Mereka juga heran dengan salah satu terduga pelaku yang belum ditetapkan menjadi tersangka.
"Plis hukum kebiri semua. Karena mereka tuh semua bukan manusia, lebih rendah dari binatang juga... udah darurat begini kekerasan seksual tapi ga ada preventif apa gtu, langkah nyatanya dari pemerintah????????" kata akun twitter @jusbi****
"Kok aparatnya dapat special case? Kenapa ya? Bukannya yang lain juga berdasarkan keterangan korban? Jangan heran kalau masyarakat pada ga percaya sama instansi kalian yang bobrok itu, cherry picking sih," ujar akun @aans*****.***